filsafat pragmatisme indonesia
Pragmatisme adalah
aliran filsafat yang
mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya
sebagai yang benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang
bermanfaat secara praktis.
demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang
penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada
individu-individu.
Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa yang
ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta
individual, konkret, dan terpisah satu sama lain.
A. Pengertian Pragmatisme
Menurut Kamus Ilmiah Populer, Pragmatisme adalah aliran filsafat
yang menekankan pengamatan penyelidikan dengan eksperimen (tindak percobaan),
serta kebenaran yang mempunyai akibat – akibat yang memuaskan. Sedangkan,
definisi Pragmatisme lainnya adalah hal mempergunakan segala sesuatu secara
berguna.
Sedangkan menurut istilah adalah berasal dari bahasa Yunani “
Pragma” yang berarti perbuatan ( action) atau tindakan (practice). Isme sendiri
berarti ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti ajaran yang
menekankan bahwa pemikran itu menuruti tindakan.
Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran adalah
“faedah” atau “manfaat”. Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh Pragmatisme
benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori itu benar
kalau berfungsi (if it works).
.
B. Tokoh-tokoh Filsafat Pragmatisme
1. Charles Sanders Peirce
Charles
mempunyai gagasan bahwa suatu hipotesis (dugaan sementara/ pegangan dasar)
itu
benar bila bisa diterapkan dan dilaksanakan menurut tujuan
2. William James
William selain menamakan filsafatnya dengan “pragmatisme”,
ia juga menamainya “empirisme radikal”.
Menurut James, pragatisme adalah aliran yang
mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai yang
benar dengan perantaraan yang akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis.
3. John Dewey
Dewey adalah seorang pragmatis, namun ia lebih
suka menyebut sistemnya dengan istilah Instrumentalis. Menurutnya, tujuan
filsafat adalah untuk mengatur kehidupan dan aktivitas manusia secara lebih
baik, untuk didunia dan sekarang.
C. Analisis Kritis atas Kekuatan dan Kelemahan
Pragmatisme
1.kekuatan Pragmatisme
a.
kemunculan pragmatis sebagai aliran filsafat dalam kehidupan kontemporer,
khususnya di Amerika Serikat, telah membawa kemajuan-kemnjuan yang pesat bagi
ilmu pengetahuan maupun teknologi.Pragmatisme telah berhasil membumikan
filsafat dari corak sifat yang Tender Minded yang cenderung berfikir metafisis,
idealis, abstrak, intelektualis, dan cenderung berfikir hal-hal yang memikirkan
atas kenyataan, materialis, dan atas kebutuhan-kebutuhan dunia, bukan nnati di
akhirat.
b.
Pragmatisme telah berhasil mendorong berfikir liberal, bebas dan selalu menyangsikan segala
yang ada. Barangkali dari sikap skeptis tersebut, pragmatisme telah mampu
mendorong dan memberi semangat pada seseorang untuk berlomba-lomba membuktikan
suatu konsep lewat penelitian-penelitian, pembuktian-pembuktian dan
eksperimen-eksperimen sehingga munculllah temuan-temuan baru dalam dunia ilmu
pengetahuan yang mampu mendorong secara dahsyat terhadap kemajuan di badang
sosial dan ekonomi.
.
2. Kelemahan Pragmatisme
a.
Karena pragmatisme tidak mau mengakui sesuatu yang bersifat metafisika dan
kebenaran absolute (kebenaran tunggal), hanya mengakui kebenaran apabila
terbukti secara alamiah, dan percaya bahwa duna ini mampu diciptakan oleh
manusia sendiri, secara tidak langsung pragmatisme sudah mengingkari sesuatu
yang transcendental (bahwa Tuhan jauh di luar alam semesta). Kemudian pada
perkembangan lanjut, pragmatisme sangat mendewakan kemepuan akal dalam mencapai
kebutuhan kehidupan, maka sikap-sikap semacam ini menjurus kepada ateisme.
b.
Karena yang menjadi kebutuhan utama dalam filsafat pragmatisme adalah sesuatu
yang nyata, praktis, dan langsung dapat di nikmati hasilnya oleh manusia, maka
pragmatisme menciptkan pola pikir masyarakat yang matrealis. Manusia berusaha
secara keras untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bersifat ruhaniah. Maka
dalam otak masyarakat pragmatisme telah di hinggapi oleh penyakit matrealisme.
c.
Untuk mencapai matrealismenya, manusia mengejarnya dengan berbagai cara, tanpa
memperdulikan lagi dirinya merupakan anggota dari masyarakat sosialnya. Ia
bekerja tanpa mengenal batas waktu sekedar memenuhi kebutuhan materinya, maka
dalam struktur masyarakatnya manusipa hidup semakin egois individualis. Dari
sini, masyarakat pragmatisme menderita penyakit humanisme.
0 komentar: